Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

Perempuan Fajar

  Perempuan Fajar Perempuan dengan lantang berdendang di fajar riang Menyambut pagi dengan kepul keagungan  Perempuan saat fajar sesibuk hati gemersang, menyiapkan pagi agar selalu terkenang Perempuan gantang, perempuan fajar. Penopang senang tanpa tenang menikmati malam.

Pena Senja

 Pena Senja Sebaiknya mulai kutulis asah pada otak. Agar tak tumpul dikemudian hari untuk mengenang yang terkenang. Saat senja,kuraba, ia baik-baik saja. Nyatanya banyak sekali kebisingan-kebisingan yang ia lalui. untuk memulihkan tenaga, rangkaian kata tercipta menjadi kalimat pada pena di senja. Bukan tanpa maksud ia tercipta, namun rasa mencerca untuk tampil setiap harinya. Jadilah pena kugerak-gerakkan penuh cinta. Dan benar saja, ia suka, ia terima, ia sangat menyukurinya. Pena senjayang tertera, menjadikan satu tanda bahwa senja memiliki cerita untuk dinyana. Sukai senja, senangi pena. Satu dan padukan menjadi aksara berbau cerita. Hidupkan senja, ciptakan keindahan mata. Ia selamanya menyala. Memerah delima.   

Penghujung As-Ma-Ra!

 Penghujung As-Ma-Ra! Terbelenggu dalam rautmu adalah muak Terjerat oleh aromamu adalah sesak Tergores dengan iramamu seakan riskan Apakah kau tak tau? Lembutnya pandang itu amat getir membunuhku Ringkihnya pesona menawarkan kebiadaban siap menghancurkan impian Tabiat yang semacam candrasa siap mencabik-cabik rasa. Perih! Lebih kau tau? Betapa hebat nestapa menggerogoti dengan lingatnya Semacam kelebat dengan dahsyat telah mendekap kata demi kata, rasa demi rasa, masa demi masa Perlu kau tau? Ini sangat berat! Yang semacam ini kau tak akan mampu. Biarlah. Biarlah, Karena sangga buana adalah jelmaanku. Karena, penghujung As-Ma-Ra ku adalah rusuk-rusuk yang mencipta: ka-mu. Malang, 2014  Ervina